Minggu, 10 Mei 2015

Laporan Praktikum Material Teknik Percobaan Analisa Struktur Mikro

I.   TUJUAN PERCOBAAN
1.      Memahami struktur mikro suatu logam dan kaitannya dengan diagram fasanya.
2.      Mempelajari pengaruh proses (deformasi dan perlakuan panas) terhadap struktur
mikro.
3.      Melihat fenomena-fenomena khas pada berbagai material secara mikroskopi.


II. TEORI DASAR
                        Struktur mikro adalah gambaran dari kumpulan fasa-fasa yang dapat diamati melalui teknik metalografi. Struktur mikro suatu logam dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop. Mikroskop yang dapat digunakan yaitu mikoroskop optik dan mikroskop elektron. Sebelum dilihat dengan mikroskop, permukaan logam harus dibersihkan terlebih dahulu, kemudian reaksikan dengan reagen kimia untuk mempermudah pengamatan. Proses ini dinamakan etching.
Untuk mengetahui sifat dari suatu logam, kita dapat melihat struktur mikronya. Setiap logam dengan jenis berbeda memiliki struktur mikro yang berbeda. Dengan melalui diagram fasa, kita dapat meramalkan struktur mikronya dan dapat mengetahui fasa yang akan diperoleh pada komposisi dan temperatur tertentu. Dan dari struktur mikro kita dapat melihat :
a.   Ukuran dan bentuk butir
b.   Distribusi fasa yang terdapat dalam material khususnya logam
c.   Pengotor yang terdapat dalam material

Dari struktur mikro kita juga dapat memprediksi sifat mekanik dari suatu material sesuai dengan yang kita inginkan.

III.   DATA PERCOBAAN

IV.  ANALISIS DAN PEMBAHASAN
                        Dalam percobaan ini, struktur mikro yang dilihat sebanyak 12 buah sampel dengan menggunakan mikroskop optik. Hasil penggambaran struktur mikro secara manual kemudian dibandingkan dengan yang ada di literatur.

1.         Baja karbon rendah

Untuk baja karbon rendah, hasil penggambaran sebagai data hampir sama dengan literatur. Baja karbon rendah mengandung kurang  dari 0,2% karbon. Struktur mikronya mengandung perlit (α + Fe3­­­­­C) dan ferit (α). Paduan baja karbon rendah relatif lunak tetapi memiliki keuletan dan ketangguhan yang tinggi. Baja karbon rendah sangat sulit untuk dibentuk menjadi martensit.

2.         Baja karbon medium


Pada baja karbon medium, hasil penggambaran sebagai data hamper sama dengan yang ada di literatur. Baja karbon medium memiliki kadar karbon 0,3%-0,5%. Pada gambar mulai terlihat jelas perlit yang berwarna hitam. Terdapat juga fasa a1 yang sempat menginti dan tumbuh.. Baja karbon medium sangat baik bila dibentuk menjadi martensit. Biasanya digunakan sebagai profil.

3.         Baja karbon tinggi


Pada baja karbon tinggi, hasil penggambaran sebagai data hampir sama dengan literatur walaupun terlihat ada perbedaan skala dengan literatur. Baja karbon medium memiliki kadar karbon lebih dari 0,5%. Struktur perlit terlihat semakin banyak dan jelas. Karena kadar karbonnya tinggi, kekerasan baja karbon tinggi melebihi baja karbon lainnya (diasumsikan laju pendinginan berlangsung lambat). Biasanya digunakan untuk baja perkakas rel kereta api.

1.  Baja coating Zn

Pada struktur terlihat ada yang berwarna hitam yang menunjukkan sebagai komposisi Zn yang menutupi beberapa matriks dari baja.

5.  Aluminium 2024

Pada Aluminium 2024, hasil penggambaran sebagai data mirip dengan yang ada di literatur. Daerah terang merupakan larutan padat Aluminium. Daerah gelapnya merupakan unsur paduan lainnya. Aluminium dan paduannya memiliki ketahanan korosi yang sangat baik.

6.  Aluminium 6xxx ekstrusi

Hasil pengamatan pada Aluminium 6xxx hasil ekstrusi ini sangat berbeda dengan Aluminium 2024. Pada Aluminium ini kita dapat melihat bentuk matriksnya berupa gumpalan-gumpalan tidak seperti Aluminium 2024 yang berupa garis-garis. Sama seperti Aluminium 2024, daerah terang adalah unsur Aluminium dan daerah gelap merupakan unsure paduan yang terlihat lebih mendominasi struktur mikro dari Aluminium 6xxx hasil ekstrusi ini.

7.  Besi cor malleable

Besi cor malleable adalah besi cor putih yang telah mengalami perlakuan panas dengan suhu berkisar antara 800-900 0 C, menyebabkan penguraian sementit menjadi grafit. Hasil gambar pengamatan sebagai data sama seperti gambar pada literature. Pada gambar dari literatur ataupun manual, terlihat jelas struktur grafitnya yang berwarna hitam. Pada gambar juga dapat dilihat bahwa matriksnya adalah ferit.

8. Besi cor kelabu

Hasil gambar sebagai data besi cor kelabu terlihat agak berbeda karena perbedaan skala yang ada tetapi sudah terlihat kesamaannya. Besi cor kelabu memiliki grafit berbentuk serpih, sehingga memiliki konsentrasi tegagan pada ujung-ujung grafitnya yang mengakibatkan internal strength naikàkekerasan dan kekuatan meningkat. Permukaan patahan berwarna kelabu. Pada gambar,  dapat terlihat struktur grafit yang berwarna hitam dengan matriks ferit. Pada data kurang terlihat jelas dan lebih terlihat seperti ada matriks yang menggelembung.

9.  Besi cor nodular

Hasil gambar sebagai data pada besi cor nodular hamper sama dengan literature. Dari gambar dapat dilihat bahwa besi cor nodular memiliki grafit berbentuk bulat dan itu yang menyebabkan keuletan besi cor nodular tinggi. Matriksnya bisa berupa perlit atau ferit., tetapi pada gambar terlihat bahwa matriksnya adalah ferit.

10.  Besi cor putih


Hasil gambar sebagai data terlihat sama dengan literature. Besi cor putih memiliki kekerasan yang tinggi dibandingkan besi cor lainnya. Kekerasannya disebabkan oleh atom karbon yang tidak sempat keluar membentuk grafit, sehingga masih berupa sementit. Permukaan patahannya akan berwarna putih seperti pada gambar.

11. Struktur lasan

Hasil gambar sebagai data terlihat berbeda dengan literatur. Hal itu disebabkan karena perbedaan skala pembesaran atau karena pengotor yang membuat butir menjadi tidak terlihat jelas karena terhalang. Struktur mikro dari suatu logam akan berubah setelah mengalami pengelasan. Pada gambar dapat dilihat bentuk butir yang memanjang adalah columnar zone (karena adanya heat flow menyebabkan pertumbuhan butir memanjang, dan adanya butir-butir baru yang tumbuh  tepat pada daerah lasan karena heat flow nya yang homogen.

12. Baja tahan karat austenitik

Hasil gambar sebagai data sudah terlihat sama dengan literature. Baja tahan karat memiliki paduan Cr sekitar 11%, hal ini mengakibatkan adanya bagian warna kuning seperti pada gambar, yang merupakan pengaruh dari unsur krom. Baja tahan karat austenitik bersifat non magnetik dan memiliki ketahanan korosi yang tinggi. Baja ini jika ingin diperkuat atau diperkeras menggunakan proses pengerjaan dingin karena tidak dapat melalui proses pengerjaan panas.


V. KESIMPULAN

1.      Struktur mikro suatu logam dapat diramalkan melalui diagram fasanya. Dengan
melihat diagram fasa, kita dapat mengetahui komposisi dari paduan, dan juga mengetahui pada temperatur berapa butir akan tumbuh.
2.      Setelah mengalami proses deformasi dan perlakuan panas, butir-butir akan mengalami perubahan bentuk dan ukuran. Misalnya, setelah mengalami proses annealing besi cor putih dapat berubah menjadi besi cor nodular.
3.      Pada analisa struktur mikro, terdapat fenomena-fenomena yang terjadi, contohnya
      Twinning. Dengan melihat struktur mikro kita dapat meramalkan sifat
      dari suatu logam.
4.   Perbedaan data dengan literature dapat disebabkan oleh perbedaan skala pembesaran yang digunakan dan adanya pengotor pada material yang digunakan sebagai data.
5.   Baja tahan karat austenitic memiliki ketahanan korosi yang tinggi karena terdapat kandungan Cr yang tinggi.

VII. DAFTAR PUSTAKA
      -     Callister, W.D., Material Science and Engineering An Introduction, 6th Edition,
John Wiley & Sons, New York, 2003.
-           www.Key-to-Steel.com
Share on :

0 komentar:

Posting Komentar

 

Copyright © Material-is-me Design by Free CSS Templates | Blogger Theme by BTDesigner | Powered by Blogger